Selasa, 04 Mei 2010

Tuhan, bisakah kita bicara?

Aku kehilangan kepercayaan padamu Tuhan, maaf untuk itu.
Mungkin aku tak sabar, mungkin aku memang bukan umat yang baik, ampuni aku untuk itu.
Sadarkah, hanya umat taatMu lah yang suaranya sampai ke langit. Menggelitikmu dengan permintaan mereka dan melembutkan hatiMu dengan kesungguhan mereka, sehingga dengan kasihMu mereka hidup dengan jiwa berkecukupan.
Hanya mereka yang taat yang mampu mencintaiMu sepenuh hati, memohon dan memuji tanpa berharap imbalan. sampai hanya dengan mengingatMu mampu membuat mereka tenang dan berkecukupan, beruntunglah mereka.
Sementara aku, aku datang kepadaMu jelas-jelas dengan tujuan. Demi kepentingan sendiri dan -ampuni aku Tuhan- tanpa cinta yang cukup untukMu.
Aku bersujud, menengadahkan tangan dan bersimpuh semata demi ego pribadiku. Demi harapanku yang hanya akan menimbulkan keuntungan pribadi, tidak lebih tidak kurang.
Sabarku dibuat, ikhlasku dicangkok, kesungguhanku prematur. Aku merasa seperti seorang munafik.
Lalu rasa jijik menyergap, membuatku meninggalkanmu. Karena aku sungguh tak ingin mengotori agamaku, keyakinanku.

Kini aku menangis,
Untuk apa?
Untuk kehampaan ini. Untuk kaki yang bergerak mundur, untuk hati yang perlahan mengering, untuk keyakinan yang sedang megap-megap bertahan hidup.
kosong meraja saat waktuku meminta padaMu datang, berat rasanya meninggalkan sujud nikmat itu.
Tapi aku tak mampu tulus padamu. Maafkan aku.

Tuhan, jangan paksa aku jadi munafik.
Biarkan aku menjauhiMu, meski tak tahu kapan kembali.
Aku ingin mencari cinta untukMu lebih dulu.

Minggu, 25 April 2010

Its about 2 males: woman's option: life needed.

I have a story told by a friend. Its about two males that arguing their types of future woman or we simply named as wife. 1st male definite that a woman must be independent, smart, active and dynamic. Lets make it simple: he likes a career woman. While 2nd male explain the opposite. A woman have to be a good mother which it take her to be at home,full time, in order to watch and assist their kids grow up. Because, to him, there's nothing can be more important than mother's appearance in every step of kid's life terms.
And here we come the debate:
1st male: it sure won't be a problem if mother has her own career. Because if she smart, she would be dynamic. In this case, she could use her skilled brain to make some dynamic method to divide and combine career life and motherhood life.
2nd male: he still believe that the best place on earth for mother is in home. For him, what's been said by 1st male were just a bunch of theories that won't work in reality, at all. 'cause once you love your career life, there will be no place big enough for other things to be taken care of.

The debating seems everlasting and they're still on their own beliefs and opinions.
While am here write down their debate, being some what unintended moderator, I'll have couple words to share. Important to mention, this is my independent opinion, no judgment at all.

A girl was born to be a woman, can't deny it. But, its her choices whether she gonna be a mom or not. And if she chooses to be a mom, its also her choices how to live their motherhood life.
I saw many of career moms that have a great kids but not less of them that also have careless kids. It happens too with full time moms.
What am trying to say here is whatever a mother will be: full time career mom, part time career-home mom, full time home mom, it wont be a problem. Because it her choice AND her responsibility choose a way how to grow their kids into great kids (together with husband,for sure). Beside, there will always be a risk in every option.
There's a quote taken from a film titled Motherhood '..because dads only do something and moms do everything. -clara'
there, i believe that mom can be everything she wants and still can be a good mother.

Back to that 2 males, i kept myself on thinking, why did they couldn't find any good same solution while i choose to give woman their own option. i finally realized that they have different background.
1st male live in a world where work is a must, that turned him into a workaholic. Where deadlines changes into datelines, where problems become the most fun adrenaline-burst, where loads of papers looks like bunch of the most interesting literature works. Where idle don't exist in his dictionary,because life told him to.
While,
2nd male already lived in some what self-centered working family. Where gathering is just hard like hell, where love is cost by a thing not by the appearance, where house just become a terminal to reload things, not a place to live together.

That is why they keep arguing and find no same solution. Life makes them to choose who fits them the best.

Jumat, 12 Maret 2010

My fav short story.

Lambaian tangan 90 derajat

            Tanganku sibuk memilih baju apa yang akan kupakai. Malam ini istimewa. Hanya terjadi 2 kali dalam sebulan. Mungkin lebih jika aku sedang beruntung. Bibirku tertarik keatas membentuk sebuah senyum permanen di wajahku. Mataku berbinar tanpa bisa kusembunyikan. Sebuah ekspresi emas ditengah kehidupanku yang berkarat ini.
 “Seneng banget lo Cit!” sapa Lala, teman sekamarku.
            Aku melebarkan senyumku sampai mataku menyipit bahagia. Sudah, cukup senyumku saja yang kubagi. Lainnya tidak. Toh takkan ada yang mengerti juga. Lebih baik aku menyimpannya sendiri. Lebih indah begini.
            Waktu mulai menunjukkan pukul 10 malam. Ia belum datang juga. Ini malam minggu. Seorang gadis normal akan dikunjungi pacar pada malam ini. Berkencan, berbagi cerita dan berlimpah cinta. Pulang dengan tidak rela dan segera menelepon ketika baru berpisah selama 5 menit. Seakan waktu seperti berlian yang kasat mata. Begitu mahal dan berharga.
            Aku bisa jadi salah satu dari berjuta gadis normal yang mengalami hal itu. Aku dikunjungi, kami berkencan, berbagi cerita, namun berlimpah nafsu. Bukan cinta. Tapi apalah itu, nafsu adalah pengertian cinta yang baru. Jangan protes, biarkan aku berdiri di atas pendirian rentaku ini.
 “Cit, dicariin tuh!”
            Aku terlonjak. Tertarik dari dunia kecilku. Aku mengerjapkan mata dan segera mencari siapa yang mencariku. Ia datang. Dengan senyum yang biasa dan gerakan tubuh yang sudah kuhafal. Tangan kirinya ada di saku celana sementara tangan kanannya terangkat membentuk sudut 90 derajat yang kuartikan sebagai lambaian tangan. Aku tak bisa menyembunyikan senyumku. Dadaku bergetar pelan.
            Tanganku meraih tangannya. Kami bergandengan tangan. Berjalan pelan di tengah hiruk pikuk suasana yang tercipta. Aku menapaki langkahku perlahan. Ingin merasakan keindahan ini dengan sungguh-sungguh.
 “Apa kabar?” tanyanya.
            Sebuah pertanyaan retoris. Sungguh tak perlu jawaban. Karena tepat setelahnya, ia sudah sibuk denganku. Dengan tubuhku tepatnya. Tak usah terburu-buru. Aku sepenuhnya milikmu. Semua ini untukmu dan memang hanya untukmu.
            Tanganku menyeka peluh didahinya dengan perlahan. Penuh perasaan. Mungkin ia tak menyadarinya, pasti ia tak menyadarinya. Matanya terpejam serius. Aku memilih membuka mata, memperhatikan detil wajahnya. Alis hitamnya, hidung lancipnya, bibir tipisnya, kelopak yang menyelimuti mata coklat tuanya. Matanya, yang sering kali aku terbawa didalamnya. Menyelam seorang diri. Menikmati kepekatannya, misteri yang tak berani kuungkap.
Sering ia mengatakan betapa indah senyumku. Percayalah, matamulah yang membuat segalanya menjadi indah. Bahkan di tengah pengapnya kehidupanku, keindahanmu mampu membasuhku. Hadirmu sama seperti lainnya. Hanya hatiku yang mengatakan kau berbeda. Maka aku menyerah padamu, seadanya.
Nafasnya berhembus pelan, detak jantungnya teratur. Ia terlelap, dipelukanku. Tak ada hal yang lebih indah yang bisa kubayangkan selain ini. Keindahan ini akan berlangsung kira-kira setengah jam. Setengah jam yang setiap detiknya kuresapi sepenuh hati. Setengah jam untuk merengkuhnya dengan tenang, setengah jam yang diisi dengan mengelus rambutnya atau menyatukan detak jantungku dengannya. Yang biasanya tidak imbang, karena selalu aku yang berdetak lebih cepat. Setengah jam yang bahkan rela kutukar dengan seluruh hidupku.
Matanya membuka perlahan. Tepat setengah jam. Aku telah menghitung setiap detiknya. Matanya kembali menutup, mulutnya bergugam pelan pertanda ia tak rela untuk bangun. Aku memandangi makhluk tuhan dimana telah kutitipkan hatiku padanya. Meski ia tak tahu.
Ia telah beranjak. Kini mulai berpakaian. Aku masih memandanginya. Memang hanya itu yang bisa kulakukan. Masih kurasakan wangi tubuhnya disekelilingku. Kuhirup diam-diam. Kusimpan di paru-paru, agar sang hati bisa ikut membauinya. Ia bergerak pelan, tidak seperti biasanya. Mungkin ia terlalu lelah.
Ia mencari dompetnya, mulai menghitung uang, mengambil sejumlah diantaranya. Lalu ia memandangku. Inilah saat dimana ia akan mengucapkan ‘sampai ketemu minggu depan’ atau yang sejenisnya. Inilah saat dimana ia akan tersenyum dan berterimakasih padaku. Dua hal yang cukup indah untuk diabadikan di setiap pertemuan kami.
 “Makasih ya” ucapnya sambil menaruh uang di meja.
            Aneh, ia tak mengatakan kalimat biasanya. Mungkin ia lupa. Aku tersenyum menjawab terimakasihnya dan kembali menunggu. Kalimat yang lupa ia katakan.
 “Oh iya..”
            Ini dia, kalimat yang akan menjadi semangatku selama 2 minggu kedepan.
 “..minggu depan aku nikah. Dan kayaknya aku ga akan kesini lagi deh. Jadi ini pertemuan terakhir kita. Makasih buat selama ini ya, Citra” ia meluncurkan kalimat itu dengan santai. Ia bahkan menyebut namaku dengan senyum.
            Aku limbung. Tersihir dengan kalimat terakhir yang dikatakan olehnya. Jemariku membeku, wajahku membatu. Jantungku berdegup tak karuan dan hatiku mati tak ketahuan.
            Ingin aku berlari dan memeluknya. Memohon agar jangan pergi. Atau setidaknya jangan tidak kembali. Biarkan aku menjadikanmu matahari. Meski poros kita tak sama. Biarkan aku merasakan hangatmu walau harus menempuh waktu putaran yang lama.
            Aku memegangi dadaku. Menahan sesak yang entah datang dari mana. Kakiku kutancapkan kuat-kuat di kasur. Tak mungkin aku menghambur ke dirinya. Aku siapa?
            Ia kini sudah berada di depan pintu, melambaikan tangannya dengan bentuk 90 derajat. Lambaian perpisahan yang tak biasa. Namun cukup ampuh untuk membuat perasaanku hancur binasa.
            Pintu telah tertutup. Begitu juga dengan hidupku. Sudah tutup. Baru saja aku mendapati perpisahan yang paling tidak romantis sedunia. Ia bahkan tak mengecupku barang sekejap atau memelukku walau sejenak. Hanya berjalan pergi sambil melambai aneh. Hatiku perih sejadinya. Muntahan kata-kata cinta untuknya yang sedari tadi ada di tenggorokanku sudah tertelan hilang bersama sesak ini. Tersepak jauh oleh keadaan. Aku ditamparmu, kenyataan.
            Pria lain masuk melalui pintu itu. Pintu yang sama yang membawa pergi pemilik hatiku. Tak ada cara lain kecuali menghadapinya. Aku, si pelacur yang tak boleh merasa. Harus kembali bekerja walau hidupku berakhir baru saja.

Sabtu, 06 Maret 2010

My random current playlist

These songs could turn my mood upside down. I dont care. These are the songs that played automatically on my mind nowadays. :))

1. Armada - Mau dibawa kemana











Saya tak tahu menahu tentang lagu ini sama sekali. Sampai pada perjalanan liburan terakhir saya, dua teman saya yang bernama Reshi Hupudiani dan Swara Andhika Emil mulai bernyanyi dengan sepenuh hati lalu berkali berkata bahwa mereka sedang menggilai lagu ini dan mereka sangat ingin mendengar lagu ini. Jadilah, di tengah bukit jurang ladang, di atas bis yang sedang terlonjak senang, kami mendownload lagu itu dan mulai mendengarkan bersama. 
Sekali, apa sih? 
Dua kali, yaa..? 
Tiga kali, saya mulai berdendang, dan HAPAL! gawat! 
Tapi benar-benar, lagu ini memiliki kemampuan brainwash yang dahsyat. Ingin ikut terbrainwash? klik disini


2. Nidji - Ku takkan bisa
 
 Pada awalnya, saya hanya tertarik pada bagian 'ooooooo' -nya saja. Lalu saya dengar lagi, lucu juga lagunya. ceria dan membuat senang. Liriknya cukup biasa, namun bisa mengena. Mau ikut menikmati? kesini saja


3.  Chris Brown ft Ester Dean- I Love U

 

This song could make me fallin love! Listen and hear the lyric, you would smile and easily spread a love. This song is one of the song that makes you think how good love is. It's easy, unexplainable and crazzy :D
Even i don't have that kind of love life at this moment (yee curcol!) still, i likey liked this song so mucho! :)) wanna hear some? try this 


4. Once - Symphony yang Indah
 

 Lagu ini memiliki video klip yang indah, seperti yang sudah saya bilang (atau belum ya?) saya sangat mencintai keindahan nusantara dan video klip ini lumayan mewakili keindahan itu. :) Oh iya, lagunya pun menenangkan, jadi sering terputar sendiri di kepala saya. Coba dengarkan saja. 


5.Adele - Melt my heart to stone

 

This song.. Like i said in my previous post, it played on and on without any permission. I liked to sing it along with my brother, he liked her voices, i liked the lyric. Hurt yet true. Ah, again, reality bites! :P Hear her here.


6. Katy Perry - Cup of coffee


This beautiful lady has a great broke up song. It's simple and sounds dark. Hollow and lonesome. I could took myself as her who's in that situation and i sudden feels not alright (oke lebay :P). Even in fact, im good in all ways but this song has strong hollow influence.  wanna feel empty? hear this


7. The Tokens - The lions sleep tonight


 
This cute song could make me nodding my head and moving my body to dance along the song. Ahh, me so likey this song :D. Want one? take this



Hear them and feel what i feel. *Haha! 
BUT, i can't guarantee that you'll gonna like em. LOL

Kamis, 25 Februari 2010

MSM - My Spoiled Mum

I have the silliest mom on earth. She said that she’s the most struggling woman, but in fact she’s the most spoiled mom I’ve ever met.
She could lose her wallet in the safest public place. She could scare to death if she got lost in some place she never been there, even we around her watching her panicky alone.
She never had been far from home, independently. When we do trips, we always go to the safest place. She couldn’t imagine what kind the real wild mesmerize life and she could die in panic if she knew places I’ve ever visit.
She could lose her smile all day if she can’t get what she wants and sudden happy to the max if someone give her a chocolate in her cloudy day.
She usually forgets everything when she watches films. It’s most the Korean or American TV series. And you know what, she could spend a day stays at the couch while her kids are dying in hunger.
She loves to chat with my friends whose coming home and easily talk about everything I told to her, which most of them are SECRETS. And sure you know what happen after.

However,
She’s the most comfie mate to chit chat. She could hear all my stories in her busiest day. She could make meals for the whole big fam while I buzzing around ask for her opinion about my clothes.
She would wake up in the middle of the night to see me when I came home and hear my daily story with her half conscious.
She would do fasting (in order to maximize the prayers) in my big days, such my final exams.
She always knows what’s been happening with me. I never share my sad stories. It’s embarrassing, anyway. But she always knows when I have the lowest term of life.
When I spent a day in crying loosing someone, when I got much problems, when I got upset, even when I hate her for a while. She never asks, she only gives her best attention, by ignoring me. Cause she knew I’ll be back chat with her when I’m done with my problems.

And even I often said that she’s so spoiled and I often lose my patience on her, I love her still.
Even I often disappoint her and just don’t care.
Even I said that I love my dad more than her, I lie. Just to make her jealous. I love em both. I love them till me willing to sacrifice myself for their happiness.

I feel so disappoint with her in latest days and I sudden think bout her, how great my mom to face her peculiar first daughter.
I thanked to God. I feel so blessed.

Jumat, 19 Februari 2010

melt my heart to stone --all over again.

1:31 am
it should be 20th in Feb, I guess.

I just had a bizarre night; don’t you think so, dear reader?
I just decided where this heart goes to. Then what’s coming after me just like a burst of shocking light that beat me on and on. Without giving me any chance to take my breath.
Ain’t blaming anyone.
I take it as a bright pencil color in my little colorful life canvas. Ain’t blame my provocative-able friend, Ain’t blame you who give away my heart back to me, Ain't blame myself, I even ain't blame my dearest fella who has the biggest laugh.

What a feel in these days just like a roller coaster. It’s fun yet scary.
What I feel tonight is.. no I don’t feel anything. 
I might be numb or jaded.
Whatever.
I’m now spending a night playing the same song in iTunes; Adele – melt my heart to stone.
Then I start to sing,
And I hear your words that I made up
You say my name like there could be an us
I best tidy up my head; I’m the only one in love
I’m the only one in love

its a nice song anyway..

Dear reader, don’t worry. My numb night won’t last forever. It might only a night or two.
So don’t worry.
And I won’t go to Balikpapan anyway. Im still here and im still there to ruin up your days. Just, be ready.
Whatever it would be, don’t stop lean your shoulder cause yours sooo comfie.
we're good, okay? :) 


Minggu, 14 Februari 2010

teman main yang.. begitulah.

Apa untung dan ruginya untuk membiarkan si hati memilih seseorang yang ada di sekelilingmu(singkatnya: suka sama temen)?
 
Untung: Bisa ngeliat dia setiap hari. Karna kan temen, disini konteksnya temen main ya, yg ketemunya intensif. Jadi ga usah nyari2 alesan buat sekedar ketemu dia. Just simply like, lets hang out! and you can enjoy your time with him, secretly. LOL
Dengan adanya ini, kau akan menghadapi hari-hari yang super menyenangkan. :))

Rugi: Karena sanking sering ketemunya, your precious time watching him are gonna fade, soon. Esensi menggebet adalah memerhatikan. Akan lebih berharga lagi kalau untuk sekedar memerhatikan, butuh usaha yg sangat besar.
Lalu jika si dia adalah orang yang ada disekelilingmu, lebih dari sekeliling malah, ada di dekatmu, maka esensi itu akan hilang perlahan. Dan meninggalkanmu dengan perasaan datar, kemudian kau akan mulai bertanya, apa kau benar-benar menyukainya atau ini hanya sekedar hormon berlebih dan perasaan yang keterlauan. :P

Bagaimana jadinya, jika kedua sisi untung rugi itu datang dan pergi secara bergantian. Membiarkanmu tertarik ke antara salah satu sisinya dan kembali terlempar ke sisi lainnya?
kau muak, lalu kembali menggelegak.
siapa yang harus disalahkan?
kamu? dia? atau rasa?


kalau kata nidji: cinta takkan pernah salah.

ya ya, memang ia tak salah, hanya saja gemar membuat masalah. 

kan bingung jadinyaa.. :(



--nanggung parah. maaf ya, ngantuk parah. lanjutnya entah kapan deh. LOL