Karena gengsi, ada yang rela perang
dingin sampai seminggu bahkan seumur hidup. Padahal kuncinya satu, maaf.
Baik meminta maaf atau menerima maaf. Jadi, seberapa mahal sih
sebenarnya maaf itu sendiri?
Baru saja teman saya, sahabat saya, berpanjang lebar mengemukakan
keberatannya atas ceng-cengan saya dan teman saya lainnya. Tidak satu
dua kalimat, tapi nyerocos tanpa jeda. Syukurnya tidak secara langsung,
karena jika iya, kami pasti sudah salah tingkah.
Tapi kalimat-kalimatnya yang seakan sudah dipendam bertahun-tahun
itu mampu membuat saya meringis salah tingkah seakan dia ada di depan
saya. Saya tahu betapa kesalnya dia. Kami memang tak tahu bahwa sebegitu
dalam ia terganggu dengan candaan kami.
Awalnya, saya mau cuci tangan saja. Diam dan tidak membalas sampai
pembicaraan berubah arah. Tapi saya sedang berusaha jadi manusia yang
lebih simpel. Jadilah saya lewatkan ego dan gengsi.
"Yaudah, maaf ya kalo ternyata itu nohok, nanti kita sebisa mungkin ga ceng-cengin itu lagi ya,"
enter.
Dan saya merasa lebih tenang, bebas. Tinggal tunggu
bagaimana tanggapan dia. Butuh sejam lebih untuk menenangkan diri,
mungkin. Akhirnya anak ini kembali muncul, dengan suasana hati yang
lebih tenang, dan syukurnya, menerima maaf kami dengan cepat.
Andai tidak ada maaf dan hanya ada pembelaan diri dari
masing-masing, entahlah. Mungkin room chat kami sudah sedingin freezer
yang pintunya rusak, atau malah sepanas wajan sudah kehabisan minyak.
Di
lain sisi, saya pun sedang perang dingin dengan salah satu sahabat saya
(iya sahabat saya banyak, kayak sahabat Dahsyat). Sudah cukup lama,
mungkin satu bulan. Kami sama-sama Gemini, ego kami sama-sama tinggi.
Satu yang membuat saya diam tak bergeming, saya tak paham di bagian
mana saya harus minta maaf. Jadi, ya, maaf, kami tidak berhubungan
sementara dulu ya.
Saat ini memang saya sedang belajar mengakui
kesalahan langsung kepada yang bersangkutan. Saya juga sedang belajar
menerima maaf walaupun sebenarnya kesal. Tapi, saya belum mau belajar
selalu meminta maaf di setiap saat. Maaf, kata maaf saya dibarengi
logika yang masuk akal.
#30haringisiblog day 3
Jakarta 28.9.2013 4.05 PM
Masuk
Weekend yang lumayan panjang. Setelah ngurusin draft Travel Highlight
dan sedang tidak sabar menunggu editan berita terakhir. Habis ini saya
mau lari sore di taman kota terdekat. :)
*Saya sebenarnya sudah nulis ini dari sore, tapi pas mau pulang kantor baru inget kalo belum posting. Setelah capek main dan ketiduran, barulah posting sekarang. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar