Senin, 08 Agustus 2011

Pura trip in Lombok

yellow bellow!
Setelah seharian ngecas tenaga, akhirnya kita memulai petualangan kecil memutari sekitaran Mataram pada tanggal 12 Juli 2011. Berdasarkan informasi, perjalanan hari ini lebih baik ditemani motor dibanding harus naik angkot. Jadilah kami diberi pinjaman motor oleh keluarga Om Nanu. (yeay asik gak perlu nyewa motor!)
FYI, Om Nanu adalah om nya Mala yang bersedia kami tumpangi selama di Mataram. Lovely family man combine with great wife and funny daughters. Bless them! :)
Masalah utama hari itu adalah: Mala tidak bisa menyetir motor dan saya, saya sayaaaaaa saya bisa dibilang tidak bisa juga. Meski dulu saya sempat menjadi pengendara motor, tapi itu hanya di sekitaran rumah dan sering juga nabrak dan terakhir kalinya saya membawa motor itu pada saat saya masih di bangku SMP. Jadi, membawa motor hari ini sungguh  merupakan MASALAH BESAR!! Tapi ini harus dihadapi. Kami berangkat dengan seribu doa dan jantung yang bertalu-talu. Haaaaaahhhh!!
inilah si monster yang menemani kami hari itu. Dengan Mala di passanger seat. haaahhh such a challenge!
Jadi tujuan pertama kami adalah taman Narmada. Itu terletak tidak jauh dari rumah Om Nanu, hanya sekitar 15 menit. Dengan dibekali majalah Visit Lombok dan Peta wisata Lombok dari tante Eti, kami menuju Taman Narmada dengan percaya diri. Meski dengan perlengkapan seperti itu, kita masih saja nyasar.-__-
Taman Narmanda itu apa, sebenarnya kita tidak terlalu tahu. Jadi kita hanya mondar mandir meng-WOW-kan sekitaran Narmada. Dibutuhkan Rp.5000,- untuk masuk ke taman ini. Taman ini cocok untuk bersantai. Sungguh deh, pohonnya rindang, udaranya enak dan tenang, anjing-anjingnya baik dan lucu. Taman ini juga ada kolam renang yang dibuka untuk umum, yang airnya masih tetap dingin meski matahari sudah ada di atasnya. Ini beberapa pencitraan dari Narmada
hall way di atas kolam renang. please kindly ignore her gesture. :D
view from top






Sudah puas bermain di Narmada, kita berpindah ke pura Suradadi. Tempat ini tidak masuk daftar kunjungan kami, tapi karena terletak cukup dekat Narmada, jadilah kita mengunjunginya. Ternyata pura ini sungguh tenang dan menyenangkan. Meski kecil namun tenang dan atmosfir khusyu terasa kental.


pencitraan pura

seperti biasa, setiap masuk pura diharuskan berpakaian sopan. yang memakai celana pendek diharuskan memakai kain. sementara yang berbawahan tertutup hanya menggunakan ikat pinggang putih.

Dua anak sedang berdoa, dengan gemerisik angin di antara daun dan gemericik air. Sungguh khusyu yang menenangkan.

pemberkatan dengan air suci.

Disana terdapat banyak monyet (ya kami sudah mulai terbiasa dengan monyet-monyet yang jahil dan anjing-anjing yang lovable) dan setiap sesajen baru diletakkan di altar, akan selalu ada serangan monyet. semacam guilty pleassure, antara harus tetap tenang dan ingin terkikik melihat monyet yg begitu jahil dan orang yang begitu sewot melihat sesajennya diporakporandakan. :P
monkey attack!
kolam mata air suci. airnya dinginnnnnn

Disana juga terdapat kolam dengan belut keberuntungan. Siapa yang bisa melihat belut tersebut dianggap sebagai orang yang beruntung. Tidak semua orang bisa melihatnya, daaann hari itu kita melihaat! Soalnya, ia sedang diberi makan, well, still, just our luck! :D
here's the lucky eel. :D
Pura ketiga adalah pura Lingsar. Jujur inilah pura yang paling saya nantikan. Membaca reviewnya membuat saya penasaran. Di pura inilah semua agama bisa bersatu dan berdoa. Islam, Kristen, Hindu, Budha, semua. Ada satu komplek yang berisi pura tersebut. Sebenarnya berdoa di pura ini merupakan turunan kebudayaan yang selalu berlangsung sehingga tetap berlangsung hingga kini. 
Tapi ternyata saya kecewa, diawali dengan gapura depan yang patah sebelah.

gapura di bagian sebelah kiri atas patah..
dan beberapa bagian di dalamnya yang kurang terawat.. Tapi saya tetap penasaran dengan komplek pura universal itu. Saya belum berkecil hati.

pintu masuk komplek pura universal. (maaf ya numpang eksis, gak ada stok foto lagi. :D)
Di pintu masuk saya disambut kolam dengan ikan keberuntungan yang bersebelahan dengan panggung dengan patung dan banyak sajen. di kedua bagian itu terdapat banyak orang yang sedang berdoa dan sangat kyusyu.

Kolam dengan ikan keberuntungan. Ibu itu berdoa dengan tenang, kekhusyuannya terasa sangat kuat.
Yang membuat saya terhenyak adalah, ada satu pojok yang berisikan kumpulan buah beserta beberapa orang. Mereka sedang melakukan suatu kegiatan namun tidak terlalu yakin apa yang sedang mereka lakukan, masalah utamanya adalah, sebuah radio menyala dengan suara cukup keras, yang sedang mengumandangkan lagu Katy Pery yang T.G.I.F di tengah orang-orang yang sedang khusyu berdoa. 
-sebenarnya masih syukur lagunya T.G.I.F, coba kalau peacock.. *speechless*

Tidak ada komentar: