Senin, 08 Agustus 2011

Beaches we've coming into, in Lombok.

Masih di hari yang sama, kami berencana mengunjungi Senggigi. Disinilah dimulai penyiksaan sesungguhnya. Bukan jalanan yang macet atau rusak. Tapi saya yang sudah mulai lelah dan jalanan yang makin jauh. Tidak masalah sih, soalnya kami masih sering menertawakan setiap hal yang kami anggap lucu.
Sudah saya mention kan mengenai ketidakmampuan saya membawa motor? iya, ditambah partener perjalanan saya ini gemar sekali bergoyang-goyang di kursi penumpang. Dia bergerak sedikit, saya teriak sekuat tenaga, dibalas lagi teriakan dari Mala, akhirnya kita main teriak-teriakan diselingi tertawa, motor bergoyang-goyang tak tentu arah. Kami jadi pusat perhatian. HAHAHAHA
Untuk pencitraan, seperti inilah jalanan dari Senggigi dan seterusnya.


Liat aja itu marka jalannya*pingsan*
Dan kita tidak ke senggigi, karena kami anggap senggigi terlalu ramai hari itu. Dengan sepenuh sotoy, kami melanjutkan perjalanan entah kemana, yang pasti ke jalan yg menjauhi senggigi. Dan jalannya benar-benar berliku patah, turunan tajam, pokoknya benar-benar nyiksa. *nyiksa kalo bawa motornya kayak saya*

setelah bertanya asal kepada beberapa orang yang kami lewati, akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke pantai Nipah. Lumayan jauh tapi at least jalannya masih bagus dan pemandangannya masih indah.
Laluuu, akhirnya sampailah kita di belokan cakep. Berhenti sejenak, melepas stress dan tawa. Aku bersujud syukur akhirnya bisa berhenti sejenak. 
ini pantai Nipah dilihat dari belokan cakep

mukanya udah gak ada yang bisa diatur lagi
Perjalanan sedikit lagi selesai, aku bersemangat menyetir. Daaann sampailah kita di pantai Nipaaaahhhhhh..!
satu-satunya gerombolan manusia diantara para sapi.

penampakan pantai nipah
itu tipe jalanannya *lihat di ujung tengah sana*

jejak pertama menyentuh pantai di lombok! yeayyy!
 Hari selanjutnya..
jenggg jengggggg!
Kami berencana menikmati pantai Kute Lombok, tapi Om Nanu merekomendasikan sebuah pantai yang sangat menggoda jiwa raga di daerah Sekotong. Setelah dilihat ternyata arahnya berlawanan. Karena saya keras kepala dan saya yang akan menyetir hari itu, jadilah kami pergi mengunjungi pantai di Sekotong dan dilanjutkan ke Kute selanjutnya. 
Hari itu kita memutuskan untuk menyewa mobil dan lagi lagi lagi lagi lagi lagi saya yang menyetir. Baiklah, mari kita mulai petualangan! 
Dimulai dengan jalan yang panjang dan menyenangkan. Menit berlalu, menjadi jam. kiri kanan mulai sepi dan jalanan makin menyempit. Berkali Mala turun untuk menanyakan arah, sampai akhirnya sampailah kita di Sekotong, yang ternyataaa..belum ada pantainya sama sekali. -________-
Kami melanjutkan perjalanan, ternyata ada dua alternatif. -Sekotong jalur atas dan sekotong jalur bawah. Di awal perjalanan kami memilih rute atas karena sudah terlambat untuk memilih yang bawah. DAAAAANNNNN di meter pertama rute itu sudah langsung tanjakan tajam. Gigi 3 langsung lompat pindah ke gigi 1. Dan selanjutnya jalannya sungguh sungguh sungguh *speechless*
Jalan kecil tanpa marka, aspal seadanya. kiri adalah hutan bambu dan sebelah kanan jurang curam. Diselingi dengan motor yang melaju tanpa rem dan Truk besar yang berjalan tidak kalah cepat dengan motor di bagian lawan arah. Mau pingsan juga gak bisa. Sepanjang rute itu saya hanya bisa teriak astagfirullah sampai serak. rutenya 10x lebih curam, berliku, dan kecil dari rute ke puncak Bogor.

jalannya beneran berombak..

lihat bolong di tepian jalan? hampir di setiap meter di sepanjang jalan.-___-
 Tapii, rute sinting itu terbayarkan pantai bagus yang berserakan di sepanjang jalan setelah rute sinting itu. :)


pantai tepi jalan, yang membuat saya berhenti mendadak dan loncat-loncat di pantai itu. :D

another street-side beach. Lovely!

gunung pink. begitu kami menjulukinya. seisi bukit itu diisi pohon berbunga pink tanpa daun. :)
Selesai sudah tersesat di Sekotong, perjalanan pun berlanjut ke Kute Lombok. Perjalanan yang lumayan panjang, tapi setidaknya tidak sesinting rute Sekotong. Sampai disana kita langsung berhenti di toko surfing dan tanpa lama-lama langsung menyewa papan beserta pelatihnya. We're going to surf! :D
para gadis penjual kain yang manis :)

seeing sight pantai kute selagi menunggu papan surfing disiapkan.
Okaaay! So we gone surfing! sudah ada 2 pengajar abege muda yang siap mengajari kita. Nyatanyaaa.. kita gak diajarin di darat dan malah langsung diajak ke kapal. Saya curiga.. 
'eh tunggu, kok naek kapal?'
'ya masa kita surfing disini?'
'ya kalo gak disini dimana dong??' *mulai panik*
'nanti disana, yang ombaknya bagus'
'mampus lah..'
dan kami pun diseret ke kapal dan diajak bercanda sementara air laut makin membiru yang menandakan kedalaman yang makin serius. Setelah 5 menit di atas kapal, jangkar akhirnya dilempar turun dan kami dipaksa turun juga ke air. YANG BENAR SAAAJAAAAA! aku pelukan sama papan surfing, kakiku sudah terikat lekat dengan papan. 
'Gak papa mbak, coba aja dulu'
'Never try, never know' -dan dia pun meloncat ke air gaya ikan lumba-lumba *minta digebuk*
yasudah, udah di tengah laut juga, jadilah saya loncat lalu gelagapan. MANA PAPAN SAYAAAA??! kelakuan saya membuat 2 anak pelatih itu terkakak. *bisa-bisaan mereka ketawa!*
Setelah kursus singkat yang tidak berguna, akhirnya saya mulai mengejar ombak. Setelah lelah ber-paddle sampai ke tengah, saya siap melaju bersama ombak! lalu datanglah satu ombak, baru mau gerak, eh udah kegulung dan keseret sampai ujung. Berkali mencoba akhirnya bisa, tapi belum bisa berdiri steady. tapi saya belum menyerah. tapi ya.. PADDLING DARI UJUNG KE UJUNG ITU CAPEK BANGET SODARAAA!!!  Dan gak imbang, antara waktu buat paddling dan waktu diseret ombak. Gak adiill!! 
Setelah berkali ciuman sama papan, berkali berhasil nungging dan kalo tidak salah, 2 kali berdiri, serta berpuluh kali teriak girang sambil tiduran sembari dibawa ombak, akhirnya saya kembali ke kapal. 
It was the greatest feeling when the wave brings you. It was GUHREATSS! Aku benar-benar suka sensasinya! :D :D
2 pelatih kami dengan papan surfingnya

Mala dengan 2 pelatih yang.. sialan. hahaha

Selesai bermain dengan ombak. We're so exhausted and so damn hungry! Jadilah kami berkunjung ke tanjung an untuk makan siang. *kami skip makan siang dan kami sudah benar-benar lemas ketika akhirnya bisa makan pukul 4 sore*
Wooooow! Tanjung an indaaahhh! Kami makan sambil ditemani angin dan pemandangan indah, nikmatnyaaa :)
Tanjung an, Lombok

batu yang kalau naik kesana harus bayar seribu.-__-

sendok alami buat ngambil daging kelapanya.

dan Mala memilih gigit langsung dibanding harus repot memakai sendok itu

pasir yang indaahhh.. *ini wajah kami setelah puas surfing dan kenyang makan* :D

Yap! Sudah sore dan waktunya pulang. Mengingat perjalanan pulang yang masih jauh, akhirnya kami pulang sebelum matahari tenggelam. 
senja di tengah jalan pulang.
Perjalanan pulang tidak kalah menantang. Tidak ada penerangan di tepi jalan, jalan satu arah namun dipakai untuk dua arah, banyak sekali motor yang melaju tanpa lampu, lampu mobil kami tidak lebih terang dari cahaya korek api (bahkan kami lebih dibantu cahaya bulan dibanding lampu mobil kami), truk yang berjalan lambat tapi tidak mau disalip, dan beribu kali jalan salah yang selalu kita ambil. What a journey!
It was fun, yet crazy! :)

2 komentar:

alfredo risano mengatakan...

sumpahh keren bnget critanya.. jd pngin tau klanjutannya nich,,, next tripnya manaaa

faela shafa mengatakan...

mari kita lupakan pulau derawan, mari mulai dari yg normal.. ke ancol? sip bos??