Sabtu, 13 November 2010

Plot hidup.


Hidup itu sebuah plot cerita. Banyak dari kita yang ingin mengisi penuh plot tersebut. Entah itu dengan drama, cinta atau berita. Sejak kecil kita sudah disuguhkan oleh berbagai pilihan cita-cita dan kita pun memilih apapun itu, yang penting kami memiliki mimpi. Meski tak tahu apa sebenarnya itu, meski tak mengerti apa yang akan kita hadapi nanti. Kita tetap saja semangat menyebut kata pilot atau dokter sebagai sebuah mimpi dan cita-cita.
Lalu hidup pun berlanjut, waktu berjalan, pemikiran perlahan berubah. Beberapa dari kita sudah putus kontrak dengan mimpi kecil, beberapa lagi teguh pada pendirian. Tinta mulai menggores plot kita, menemani kita melangkah di jenjang pendidikan dan kehidupan.
Yang putus kontrak langsung mencari pegangan mimpi lainnya. Meraba bakat atau mengorek ingin hati. Yang teguh pendirian terus memeras keringat demi menuju tujuan. Kami sama-sama berusaha, meski masih di pelukan orang tua.
Waktu menyeret, sekejap saja umur kita sudah tidak cukup dihitung jari tangan, sekejap saja tanggung jawab sudah menggelendot di bahu kita dan sekejap saja kita tersadar, waktu kita tak banyak untuk meraih si mimpi.
Lalu kami kelimpungan, memeras keringat dan mengabaikan kesulitan demi menggapai sang mimpi. Tenaga seakan tak ada habisnya, semangat memancar dari mana saja, demi mimpi, kami bisa. Rintangan berselonjoran dimana saja ia mau, melukai, merobek atau merusak jaring mimpi. Meski begitu kami tetap maju jalan, tak mau kalah.
Tapi tak lama tanggung jawab menghadang, benar-benar mematikan langkah dan menyeret kita ke arah lain. Plot hidup pun berubah, meninggalkan binar mimpi di punggung kami.
Rutinitas menekan tanpa ampun, memaksa kita untuk melupakan binar itu. Meski hati berat namun kenyataan tetaplah kenyataan, tak bisa dihindari dan akan terus ada disini. Maka kami pun berusaha berdamai dengan itu semua.
Kadang plot kami bersinggungan, antara yang sudah menghidupi mimpi dan yang masih hidup di dalam mimpi. Membuat iri dan mengiris hati. Kami ingin mengejar si mimpi, melempar jauh-jauh tanggung jawab dan rutinitas yang ada dan mulai berlari berkejaran dengan kilau-kilau hidup yang menyenangkan.
Bisa. Tak bisa.
Mampu. Tak mampu.
Mungkin. Tak mungkin.
Semua pemikiran dan pertimbangan bertengkar diatas kepala, saling berebut tempat. Kemudian kami pun pusing memikirkan apa yang terpapar di depan kami, antara tetap menjadi tahanan tanggung jawab atau berlari pergi bergandengan dengan mimpi.
Hati benar-benar teruji, pikiran benar-benar terperas, keputusan adalah tinta kita.
Bagi kalian yang masih berada di tengah,
Bagi kalian yang masih menatapi pena hidup,
Lekas bertindak.
Tak apa.
Jalani saja.

*Remember this? “All izz well” –quote taken from 3idiots.
It won’t solve your problem, but it helps you encourage yourself through this time.
No worry, all izz well.
Everyone has a story to tell, don’t fear tell yours.

Tidak ada komentar: