Minggu, 11 Oktober 2009

angkringan, where my night journey begin.



orang di foto atas adalah pemilik dari angkringan yang bertempat di srengseng sawah lenteng agung. terletak di dekat (entah penjualan atau hanya tempat) mobil tua.
beliau biasa kami panggil pakde
dan sampai sekarang pun saya masih belum tahu nama asli pakde, saya malah mengetahui nama pacar dari pakde, yaitu mbak Ratna.

kesan pertama ketika saya menjejakkan kaki di warung angkringan pakde adalah 'warung remang-remang', yang harus diartikan literary karena di warung tersebut hanya ada satu lampu listrik utama yang terletak di atas meja makanan dan lampu minyak di gerobak, serta beberapa lampu minyak portable yang dinyalakan ketika dibutuhkan.
selesai dengan kesan pertama, saya merasakan kesan kedua. yaitu menyenangkan, selain makanannya yang enak dan ringan, di warung ini juga terdapat banyak sekali varietas minuman yang unik dan dijamin enak. terlebih lagi, kita juga bisa memesan minuman dengan komposisi sesuai keinginan, tidak terpatok dengan menu. namun jangan terlalu banyak minum jika ingin berlama-lama disana. karena tidak ada toilet disana kecuali rela mengobserve daerah untuk mencari toilet umum terdekat. (sepengalaman saya, saya hanya menemukan toilet di masjid terdekat, yang ternyata juga terletak cukup jauh dari warung, dan itu pun dengan fasilitas mencengangkan. yaitu tanpa lampu dan pintu!)
kebanyakan dari pemilik warung akan sibuk berada di balik meja dan berkutat dengan menu pesanan pelanggan dan lebih sering tenggelam dengan dunianya sendiri. namun tak halnya dengan pakde. ketika pesanan sedang kosong, dengan mudah beliau melebur dengan para pelanggannya. tidak ujug-ujug datang dan memotong pembicaraan yang sedang berlangsung, ia akan duduk dan menjadi invisible watcher, beliau masuk dengan gayanya sendiri, dengan cara yang berbeda di setiap komunitas atau pribadi. entah bagaimana caranya, beliau seperti memiliki gudang pengetahuan yang bisa dengan mudah dipilahnya dan digunakan beliau untuk berkomukasi dengan setiap pelanggannya(yang tentunya memiliki latar belakang yang bermacam-macam).
di hari pertama saya datang, beliau sedang membahas mengenai masalah filosofis dari kehadiran warung angkringan, saya mendengarkan dan menanggapi. pembicaraan berlanjut menuju kebudayaan dan esensi kehidupan. kembali saya mendengarkan dan mengangguk-angguk mengiyakan mengenai pandangan beliau yang tidak biasa.
tak lama kemudian, datang teman saya yang langsung mencak-mencak ketika membaca koran hari itu. dengan ringan pakde menanggapinya, pembicaraan lalu berbelok tajam ke masalah politik dan beragam muslihatnya.
tidak hanya pribadi dan pengetahuan pakde yang membuat saya semakin tertarik menghabiskan waktu disana, namun juga pengunjung yang kadang membuat saya tercengang dan terlena sepenuhnya.
pernah suatu waktu, saya dan teman saya, Rani-orang yang memperkenalkan warung ini pada saya, sedang debat kusir mengenai masalah seorang ternama yang selama ini kami anggap baik, yang pada kenyataannya sangat tidak kompeten. seorang pria yang kira-kira berumur 50 tahun menyela sambil bergurau. merasa ada orang luar yang bisa menyelesaikan masalah kami, kami pun segera meminta pendapat dari pria tersebut, yang belum teracuni dengan fakta yang kita temukan hari itu. lalu dengan mudahnya pembicaraan melompat kemana-mana dan tanpa terasa kami menghabiskan waktu hampir 1 jam untuk memperbincangkan bermacam hal.
dan berpuluh lagi cerita mengenai keunikan para pelanggan pakde.

dari sana pula saya berteman dengan orang-orang baru. yang hebat dan kuat.
disana saya menemukan beberapa pandangan baru. yang membuka mata saya.
disana saya mendapatkan semangat baru dan rencana lengkap mengenai perwujudan mimpi saya. yang sedang saya kerjakan secara teratur sampai saat ini.
dan disana pula, perjalanan (baru) saya dimulai. :)

Tidak ada komentar: