Sabtu, 05 Juni 2010

AlphaGemini: chapter 1 #1


 “Alpha bangun!
 “Gak”
 “Lekas bangun, Raja sebentar lagi masuk!”
 “Tidak Gemini, tidak.” Alpha melotot tidak setuju ke arah Gemini.
 “Baik, kau sudah bangun. Ayo cepat pakai bajumu.”
                Alpha melempar wajahnya ke atas bantal dengan setengah putus asa. Sementara gemini mondar-mandir di kamarnya gelap dan pengap, melakukan kegiatan dengan keributan yang teredam.
 “Cepat keluar, pelan-pelan jangan sampai ketahuan” Gemini menarik Alpha, tak peduli meski mata Alpha masih terpejam.
                Mereka berdua berjalan menunduk ke arah pintu pagar, berjingkat berusaha tidak berisik, lalu menyatu dengan kumpulan yang sedari tadi sudah membentuk tumpukan di tepian pagar.
 “HAPPY BIRTHDAY RAJAAAA!!”
                Berbagai daun kering dan sampah-sampah kecil yang berceceran di sekitar area itu otomatis berkumpul di tubuh seorang anak lelaki kurus yang bernama Raja. Kepala bulatnya tertutup topi, lingkaran hitam menjadi bingkai bola matanya yang jenaka, badannya yang kurus ringkih terbungkus oleh kemeja dan jaket. Raja terlihat cukup lelah malam ini, maka pesta penyambutan tanggal 5nya berjalan lebih cepat dari biasanya.
                Setelah puas menghabiskan makanan acara tanggal 5 Raja, kumpulan itu bubar, kembali ke sarang masing-masing. Kini tinggal Alpha yang menyender pulas di pintu pagar dan Gemini yang berusaha menarik Alpha kembali ke kamarnya.
***
 “Selamat pagi Alpha, ah tidak, aku lupa..”
 “Lupa apa Gem?”
 “Aku sedang marah padamu.”
 “Begitukah? Baiklah..”
 “Kau harusnya memperbaiki kesalahanmu”
 “Kau harusnya lekas berangkat ke sekolah, karena.. 10 menit lagi bel”
 “Aku benci kamu, Alpha”
 “Semoga harimu indah, selamat bersenang-senang di sekolah”
                Gemini menekan pedal gas dan membanting stir tanpa memperdulikan sekeliling, yang ia tahu, tindakannya itu mampu membuat Alpha kesal dan ia puas akan hal itu.
 “Hey gorgeous!” Kiana menyapa Gemini sesaat setelah ia turun mobil.
 “Hai princess” Gemini tersenyum manis melihat sahabatnya yang juga baru datang.
 “Still using that pink soap box?” Kiana menengok mobil Gemini sambil mencibir.
 “None can beat your BMW Z4” Gemini membalas sarkasme itu dengan santai. Kiana tertawa ringan dan merangkul sahabat mungilnya menuju kelas.
 “Gimana kabarnya pangeran idamanmu itu, Gem?”
 “Hari ini dia bener-bener nyebelin! Ampun! Masa gue nyeret dia dari depan pager sampe kamarnya! Berat!”
 “Kalian abis ngapain? Mabok?”
 “Kerajinan amat. Biasa, abis ngerayain tanggal 5 nya Raja.”
 “Oh I see. Then? Kenapa harus diseret?”
 “Oke cukup, mereka datang” Gemini melirik tajam pada gerombolan ribut di ujung pintu kelas
 “Sure” Kiana mengerti. Mereka diam selama beberapa detik dan tersenyum cerah ke arah 4 gadis cantik yang sayangnya terlalu ribut, yang mereka sebut sebagai teman satu geng.
“Haii..!”
 “Semalem tidur jam berapa kamu Ki? Kok aku bbm gak bales?”
 “Aku tidur cepet, maaf yah..”
 “Gemini si imut ini apa kabar sih, suka bengong aja deh kerjaannya..”
 “Bengong biar ada yang merhatiin dong”
 “Ah kamu bisa aja”
 “Buktinya kamu, merhatiin aku kan? Hehe”
 “Eh besok udah masuk liburan kan? Berarti hari ini hari terakhir masuk dong? Asikk!!
 “Serius? Oh akhirnya..”
 “Kamu liburan mau kemana Gem?”
 “Kayaknya ke afsel, mau nonton bola”
                Gemini menjawab seadanya, menarik diri dari lingkaran banyak bicara itu dan mulai mengintip timelinenya. Bibirnya menarik ke atas dan matanya mengerling gembira. Liburan benar-benar sudah di depan mata dan berjuta rencana gila tersusun otomatis di kepalanya. Liburan bersama Alpha, dimana semua terasa berharga.
***
 “Alpha!”
 “Ya?”
 “Sebentar, kayaknya ada yang nelpon. Ya Nda, kapan? Iya.. love you too. Bye”
 “Ya?”
 “Bunda mau jemput aku minggu depan”
 “Ke?”
 “Perancis, mana lagi.”
 “Kenapa harus dijemput?”
 “Entah, berhenti jadi skeptikal. Ah udah deh Alpha jangan bawel”
 “Jadi kita berhenti bermain menjadi ms. Swann dan william?”
 “Udah, udah. Sekarang balik lagi.. eh hari ini hari terakhir aku sekolah loh, abis ini libur semester!! Liburan yuk!!”
                Gemini menandak-nandak gembira sambil menyentuh apa saja yang ada didekatnya, menandakan ia sedang bersemangat. Senyum lebarnya yang manis membingkai wajah cerah itu. Seragam putih abu-abunya terlihat tidak pantas bagi muka seimut itu.
 “Kamu harusnya jadi anak SD kayaknya Gem..”
 “Berarti kamu Pedophile dong?”
 “Siapa bilang aku suka kamu?”
 “Ah masih malu-malu aja sih ni om Alphaa..”
                Ia beranjak mendekati Alpha yang sedang sibuk dengan gitarnya dan mulai mengganggu ritual seni Alpha.
 “Pa’! Bagi odol dong!” teriak Aip di depan pintu kamar Alpha.
 “Ih a’ Aip berisik banget sih teriak-teriak melulu..” Gemini mencibir sambil mendekati Aip yang sedang memakai shower cap dan handuk. “A’ lagi mandi ya? Jorok ih becek tuh lantai terasnya..”
 “Aa keabisan odol Gem, aa mah ga bisa kalo gak sikatan. Kayak kalo mandi tuh belom sabunan gitu..”
 “Alesan ah si aa..”
 “Sikat gigi lo gak perlu sampe lima kali sehari Ip! Kayak gak ada kerjaan lain aja” Alpha berkomentar sambil menarik sikat gigi Aip dan mengoleskan odol secukupnya.
                Tidak ada yang akan dengan mudahnya meminjamkan odol ke seorang Aip, seorang pecandu sikat gigi. Tak ada odol yang kembali dengan isi, pasti kosong. Ia mampu menyikat giginya minimal lima kali per hari dan mandi setiap lima hari sekali. Sungguh kontras dan aneh. Tak ada yang tahu mengapa dan tak ada yang mau mencari tahu. Yang mereka semua sama-sama tahu, gigi Aip yang putih bersih sungguh kontras dengan kulitnya yang seperti coklat karamel.
  “Makasih yak Pa’!”
 “Yoi”
 “Minjem odolnya dong..”
                Gemini meminta dengan suara super imut, yang membuat Alpha memberinya tanpa rasa curiga sedikit pun. Gemini mengoleskan odol ke jari tangannya dan segera mengejar Alpha untuk dikerjai. Seperti biasa, kamar Alpha akan segera berantakan dan teriakan cempreng Gemini akan segera bergema.
 “Alphaaaa”
 “Gemini, jangan injek worksheet aku! Gemini!”
 “Aa Alpaa’..!” gemini menirukan logat Aip dan masih terus mengejar Alpha yang kini mulai terpojok di tembok. “Mau kemana kamuu..”gemini memainkan jari-jari yang terbalut odol dan mendekati Alpha dengan muka jahil.
                Alpha mengangkat kedua tangannya dan pura-pura menyerah. Meski Gemini tidak mudah terpengaruhi, tapi akhirnya ia menyerah juga. Sesaat setelah Gemini menurunkan tangan odolnya, Alpha langsung menarik Gemini dan gantian memojokkannya di tembok.
 “Sekarang kamu yang mau kemana..?” ucap Alpha dengan suara kemenangan, membuat Gemini berteriak histeris. Karena ia tahu benar balasan seperti apa yang akan dilakukan Alpha.
 “Nggak, nggak! Please aku cuma becanda, let me go..let me go!”
 “Shhh, jangan berisik..” Alpha berbisik lembut di telinga Gemini yang membuat Gemini terdiam seketika. Jantungnya berdegup super keras dan wajahnya memerah tiba-tiba, tanpa diperintah.
                Alpha tersenyum simpul, wajahnya mendekat ke wajah Gemini, mata elangnya memandangi mata Gemini dengan seksama, tanpa mengedip sedikitpun. Hidung mereka sudah hampir bersentuhan.
 “Gemini..” bisik Alpha pelan. Tangan Alpha masih memegangi kedua tangan Gemini yang sudah lemas tak berdaya.
 “Ya..”jawab Gemini dengan suara tercekat. Kini hidung mereka benar-benar bersentuhan.
 “Mending kamu mandi sana. Udah sore.” Ucap Alpha sambil melepaskan kedua tangan Gemini dan tersenyum jahil.
                Kaget dengan perubahan yang sangat tiba-tiba, Gemini terlihat sedikit linglung dan berusaha mengumpulkan kesadaran. Dan ia pun kesal sejadinya ketika menyadari bahwa ia baru saja dikerjai habis-habisan oleh Alpha.
 “Rese banget sih jadi manusia! Nyebelin!”
 “Mandi yang bersih ya, mau minta odol juga?”
 “Bodo!” jawab Gemini tidak peduli, ia pergi dengan menghentakkan kaki. Membuat Alpha terpingkal geli.